Kepala BNN RI Komjen Pol Budi Waseso berbicara di depan umum pada Jumat, 1 Juni 2017 di Kampus Universitas Batam (Uniba) tentang bahaya narkoba bagi generasi muda dan maraknya penggunaan obat-obatan terlarang. zat di Indonesia.
Lima pertanyaan tentang pertanyaan tentang narkoba dilontarkan oleh praktisi dan mahasiswa yang hadir setelah presenter berpidato di depan khalayak luas yang terdiri dari praktisi, mahasiswa, dan mahasiswa.
“Terima kasih telah mendoakan kemenangan saya dalam pemilihan presiden. Ada beberapa macam presiden, tidak hanya presiden RI saja” canda Budi Waseso dalam keterangannya.
Dia mengklaim bahwa karena obat-obatan digunakan untuk penelitian dan pengobatan dan kemudian diubah menjadi mesin pembunuh, masalah tersebut tidak mungkin diberantas. Manusia menyalahgunakannya sekarang, dan hal serupa telah terjadi di masa lalu.
Ia melanjutkan, “Ada 64 jenis pertanyaan tentang narkoba di Indonesia.” Alhasil, produksi sabu menjadi bisnis rumahan di China, di mana kebijakan pemerintah adalah semua warga harus kaya.
Namun demikian, lanjut Buwas, sementara produksi diizinkan di China, kejahatan tidak. “Saat saya di China, mereka menanyai saya. Apa salahnya menyalahgunakannya, Pak? Kami memproduksi ini secara masif sebagai prekursor dan bahan medis” kata Buwas.
“Saya sedang mencari solusi karena ini. China sependapat dan terus mengirimkan informasi kepada saya, salah satunya informasi tentang Indonesia. Mirip kapal yang membawa narkoba. Kapal itu ditambatkan di Singapura dan Malaysia,” ujarnya.
Menurut Buwas, kita memiliki beberapa tantangan dalam perang melawan narkoba dan tidak bisa mengandalkan bangsa lain. Para pelajar, generasi muda harus mewaspadai risiko yang terkait dengan zat ini karena merekalah yang akan musnah.
“Penting untuk mengembangkan kebiasaan tidak pernah mengkonsumsi pertanyaan tentang narkoba. Akibatnya pangsa pasar akan hilang.”
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Singapura dan Malaysia terus mengambil tindakan tegas terhadap narkotika. Tapi tidak ada yang pernah keberatan. Namun dunia akan keberatan jika Indonesia menggunakan hukuman mati. “Kami melawan dengan keras. Namun demikian, tidak ada yang protes ketika hukuman mati digunakan di beberapa negara” lanjutnya.
“LSM dari Indonesia di Amerika aktif memprotes saya ketika saya di sana. Saya tidak yakin apakah orang-orang ini adalah warga negara Indonesia. Memang benar mereka telah menerima dana dari negara lain untuk mengadvokasi ini!” kata Buwas.
Fasilitas rehabilitasi di Malaysia juga sangat baik, dan semua pasiennya adalah orang Indonesia. Apa ini? Ada tanda tanya di sini.
Setelah itu, ketika ditanya tentang maraknya peredaran narkoba di tempat hiburan malam seperti diskotik. Buwas mengaku memiliki pengetahuan sebelumnya.